Rabu, 12 September 2012

DAVID JAKOB




KEMENANGAN DAVID JAKOB PENGHARGAAN UNTUK DISABLE INDONESIA 

Oleh Zeynita Gibbons

         Excel, London, 3/9 (ANTARA) - Bagi Dian David Michael Yakob (32) keberhasilannya dalam mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dengan menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Indonesia yang hanya berjumlah empat atlet tidak lepas dari dukungan keluarga.

        Sang ayahanda yang sudah berusia 71 tahun, Jan Jacobs dan istri David yang dinikahinya dua tahun lalu, Jeanny Palar serta kakak lelaki yang khusus datang dari Kenya memberikan dukungan moril yang sangat besar akan keberhasilannya dalam menundukan lawan lawannya.

        Bertanding di perempat final melawan pemain China, David tidak gentar, apalagi sebelum bertanding bersama sang ayahanda dan keluarga melakukan doa bersama di luar arena. "Kami akan berdoa dulu ya," ujar sang ayah.

        Keyakinan yang kuat untuk dapat mengalahkan lawannya tidak terbendung meskipun harus berhadapan dengan pemain China yang dalam paralimpik yang berlangsung dari tanggal 29 Agustus hingga 9 September menurunkan 30 pemain tenis meja terbaik mereka.

        Di babak perempat final meskipun harus bermain alot akhirnya David dapat mengalahkan atlet unggulan China Lu Xialei dengan bermain empat set.

        Di Set pertama dimenangkan David 12-10 lalu set kedua China unggul 11-8, set ke ketiga David kembali unggul 12 - 8 dan  Set keempat David menutup dengan skor 11-14.

        Pertandingan melawan pemain China bukanlah hal yang mudah bagi David yang membutuhkan lawan dalam bertanding sebelum turun ke medan laga.

        "Saya lihat David selalu datang lebih awal dan melakukan pemanasan dengan pemain dari Malaysia," ujar Ketua Kontingen Indonesia James Tangkudung kepada ANTARA London. 
   Tampaknya David ingin saat bertanding sudah siap baik fisik maupun mental, apalagi bertanding melawan pemain China yang ulet membuat David harus membuat strategi .

        Pertandingan awal di perempat final yang dilakukan Sabtu siang (1/9) berlangsung seru dan menegangkan untungnya David selalu mendapat dukungan dari penonton dan juga keluarga serta kontingen Indonesia.

        Diperempat final David sangat profesional begitupun lawannya petenis meja China. Kedua pemain memperlihatkan kemampuan terbaiknya masing-masing dengan poin saling susul menyusul dan akhirnya David  mampu meredam pemain andalan China ini.

        Suporter Indonesia, walaupun sedikit, namun ketika David menyelesaikan pertarungannya, suara hidup Indonesia tak kalah kerasnya dan menggema, saking senangnya. Nampak ayah dan kakak David serta istrinya tidak henti-hentinya memberikan semangat.

        Ketua Tim Indonesia James Tangkudung mengatakan kemenangan pertama David ini modal semangat untuk bertanding berikutnya.

        "Awal kemenangan yang bagus, ini modal untuk melaju ke babak berikutnya," ujar James Tangkudung menambahkan bahwa kalau David menang lagi, maka semifinal menanti, artinya medali sudah kelihatan," ujar mantan Deputi Menteri Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga
   Usai istirahat sejenak kembali ke perkempungan pada malamnya David kembali bertanding melawan pemain China di semifinal untuk memperebutkan medali perak.

        Atlet kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1977 ini mulai berkenalan dengan tenis meja sejak umur 10 tahun harus mengakui keunggalan pemain nomor satu China, Yang Ge.

        Dalam bertarung di semifinal tenis meja David kalah 3-1 mengakui bahwa lawannya memang bermain bagus. "Yang Ge bermain sangat bagus dan sulit mengembalikan bolanya," ujar David Jacobs usai bertanding Sabtu malam.

        David mengakui bahwa ia sering kali mendapat serangan yang bertubi-tubi dari lawannya yang akhirnya Yang Ge sering kali mendapatkan poin.  "Saya akan berusaha untuk berbuat yang terbaik dan bisa mempersembahkan medali perunggu," ujar David yang merasa senang dan bangga bisa  bertanding di paralimpik.

        Jeanny Palar pun memberikn dukungan kepada sang suami. "Maaf kan aku," ujar David kepada sang istri usai bertanding melawan Yang Ge.   
   "Nggak apa apa tadi kamu mainnya udah bagus kok," ujar Jeanny yang mengenal David dari rekannya.

        Wajah kedua pasangan mudah itu pun berseri seri, meskipun David harus menelan kekalahan melawan pemain nomor satu China. 
   "Mudah-mudahan besok kamu bermain lebih baik lagi," ujar sang istri berharap dan ternyata harapan Jeanny ibu dari Bravely yang berusia satu tahun terkabulkan.

        Akhirnya Bendera Merah Putih untuk pertama kalinya berkibar di Paralimpik London, setelah David berhasil meraih medali perunggu dengan menundukkan lawannya dari Spanyol José Manuel Ruiz Reyes dalam pertandingan semifinal.

        Atlet kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1977 ini berhasil menundukkan pemain terbaik Eropa dengan 3-1 dalam pertandingan yang cukup menegangkan David yang awalnya menempati peringkat 40 dunia kelas 10, mendapat dukungan dari sang ayah Jan Jacobs .

        Keberhasilan David mempersembahkan medali perunggu merupakan sejarah tersendiri bagi Indonesia, mengingat untuk pertama kalinya Indonesia berhasil meraih medali diajang pesta olahraga difabel (penyandang cacat) paling bergengsi dunia itu.

                               
                         Suatu Kebangaan
   Ketua Umum Komite Paralympic Indonesia Senny Marbun kepada ANTARA London mengatakan bahwa suatu kebanggaan akhirnya David berhasil mempersembahkan medali bagi Indonesia.

        Pertama kami berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengizinkan David mendapatkan medali yang merupakan medali pertama Indonesia dalam Paralympik, ujar Senny usai acara pengibaran bendera Merah Putih. 
   Dikatakannya dengan kemenangan ini kita semakin percaya bahwa kita dapat prestasi di tingkat dunia meskipun dengan persiapan yang pas-pasan.

        "Kami berharap pemerintah dan bangsa kita dapat memahami masyarakat yang difabel khususnya para atlet yang siap membela dan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia," ujar Senny.

        Medali ini kami persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan langsung maupun melalui doa yang akhirnya telah dikabulkan olehNya.

        Sementara itu Kabid olahraga Penyandang Cacat Kementerian Pemuda dan Olahraga, Agustien Rien Aryanti mengakui perlakuan Pemerintah kepada atlet penyandang cacat sudah bagus hanya saja akses untuk mereka sangat terbatas.

        Karena itu, fokus bagi pendidikan yang berkekurangan baru ada di Solo, ujarnya menambahkan bahwa fasilitas yang ada cukup bagus dan memang tempat bagi para penyandang cacat.

        Arien mengakui bahwa memang jarang atlet Indonesia ikut turnamen internasional, selain dana terbatas juga pengirimin atlet ke pesta olahraga semacam ini sangat terbatas karena nya system yang diterapkan pada pembinaan
***3***
(ZG/B/Z003)
(T.H-ZG/B/Z003/Z003) 03-09-2012 11:02:39

               

Tidak ada komentar: