KEMENANGAN DAVID JAKOB
PENGHARGAAN UNTUK DISABLE INDONESIA
Oleh Zeynita Gibbons
Excel, London, 3/9 (ANTARA) - Bagi
Dian David Michael Yakob (32) keberhasilannya dalam mempersembahkan yang
terbaik bagi bangsa dengan menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen
Indonesia yang hanya berjumlah empat atlet tidak lepas dari dukungan keluarga.
Sang ayahanda yang sudah berusia 71
tahun, Jan Jacobs dan istri David yang dinikahinya dua tahun lalu, Jeanny Palar
serta kakak lelaki yang khusus datang dari Kenya memberikan dukungan moril yang
sangat besar akan keberhasilannya dalam menundukan lawan lawannya.
Bertanding di perempat final melawan
pemain China, David tidak gentar, apalagi sebelum bertanding bersama sang
ayahanda dan keluarga melakukan doa bersama di luar arena. "Kami akan
berdoa dulu ya," ujar sang ayah.
Keyakinan yang kuat untuk
dapat mengalahkan lawannya tidak terbendung meskipun harus berhadapan dengan
pemain China yang dalam paralimpik yang berlangsung dari tanggal 29 Agustus
hingga 9 September menurunkan 30 pemain tenis meja terbaik mereka.
Di babak perempat final meskipun harus
bermain alot akhirnya David dapat mengalahkan atlet unggulan China Lu Xialei
dengan bermain empat set.
Di Set pertama dimenangkan David 12-10
lalu set kedua China unggul 11-8, set ke ketiga David kembali unggul 12 - 8
dan Set keempat David menutup dengan
skor 11-14.
Pertandingan melawan pemain China
bukanlah hal yang mudah bagi David yang membutuhkan lawan dalam bertanding
sebelum turun ke medan laga.
"Saya lihat David selalu datang
lebih awal dan melakukan pemanasan dengan pemain dari Malaysia," ujar
Ketua Kontingen Indonesia James Tangkudung kepada ANTARA London.
Tampaknya David ingin saat bertanding sudah siap baik fisik maupun
mental, apalagi bertanding melawan pemain China yang ulet membuat David harus
membuat strategi .
Pertandingan awal di perempat final
yang dilakukan Sabtu siang (1/9) berlangsung seru dan menegangkan untungnya
David selalu mendapat dukungan dari penonton dan juga keluarga serta kontingen
Indonesia.
Diperempat final David sangat
profesional begitupun lawannya petenis meja China. Kedua pemain memperlihatkan
kemampuan terbaiknya masing-masing dengan poin saling susul menyusul dan
akhirnya David mampu meredam pemain
andalan China ini.
Suporter Indonesia, walaupun sedikit,
namun ketika David menyelesaikan pertarungannya, suara hidup Indonesia tak
kalah kerasnya dan menggema, saking senangnya. Nampak ayah dan kakak David
serta istrinya tidak henti-hentinya memberikan semangat.
Ketua Tim Indonesia James Tangkudung
mengatakan kemenangan pertama David ini modal semangat untuk bertanding
berikutnya.
"Awal kemenangan yang bagus, ini
modal untuk melaju ke babak berikutnya," ujar James Tangkudung menambahkan
bahwa kalau David menang lagi, maka semifinal menanti, artinya medali sudah
kelihatan," ujar mantan Deputi Menteri Bidang Pembudayaan Olahraga
Kementerian Pemuda dan Olahraga
Usai istirahat sejenak kembali ke perkempungan pada malamnya David
kembali bertanding melawan pemain China di semifinal untuk memperebutkan medali
perak.
Atlet kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni
1977 ini mulai berkenalan dengan tenis meja sejak umur 10 tahun harus mengakui
keunggalan pemain nomor satu China, Yang Ge.
Dalam bertarung di semifinal tenis meja
David kalah 3-1 mengakui bahwa lawannya memang bermain bagus. "Yang Ge
bermain sangat bagus dan sulit mengembalikan bolanya," ujar David Jacobs
usai bertanding Sabtu malam.
David mengakui bahwa ia sering kali
mendapat serangan yang bertubi-tubi dari lawannya yang akhirnya Yang Ge sering
kali mendapatkan poin. "Saya akan
berusaha untuk berbuat yang terbaik dan bisa mempersembahkan medali
perunggu," ujar David yang merasa senang dan bangga bisa bertanding di paralimpik.
Jeanny Palar pun memberikn dukungan
kepada sang suami. "Maaf kan aku," ujar David kepada sang istri usai
bertanding melawan Yang Ge.
"Nggak apa apa tadi kamu mainnya udah bagus kok," ujar Jeanny
yang mengenal David dari rekannya.
Wajah kedua pasangan mudah itu pun
berseri seri, meskipun David harus menelan kekalahan melawan pemain nomor satu
China.
"Mudah-mudahan besok kamu bermain lebih baik lagi," ujar sang
istri berharap dan ternyata harapan Jeanny ibu dari Bravely yang berusia satu
tahun terkabulkan.
Akhirnya Bendera Merah Putih untuk
pertama kalinya berkibar di Paralimpik London, setelah David berhasil meraih
medali perunggu dengan menundukkan lawannya dari Spanyol José Manuel Ruiz Reyes
dalam pertandingan semifinal.
Atlet kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni
1977 ini berhasil menundukkan pemain terbaik Eropa dengan 3-1 dalam
pertandingan yang cukup menegangkan David yang awalnya menempati peringkat 40
dunia kelas 10, mendapat dukungan dari sang ayah Jan Jacobs .
Keberhasilan David mempersembahkan
medali perunggu merupakan sejarah tersendiri bagi Indonesia, mengingat untuk
pertama kalinya Indonesia berhasil meraih medali diajang pesta olahraga difabel
(penyandang cacat) paling bergengsi dunia itu.
Suatu Kebangaan
Ketua Umum Komite Paralympic Indonesia Senny Marbun kepada ANTARA London
mengatakan bahwa suatu kebanggaan akhirnya David berhasil mempersembahkan
medali bagi Indonesia.
Pertama kami berterima kasih kepada
Tuhan yang telah mengizinkan David mendapatkan medali yang merupakan medali
pertama Indonesia dalam Paralympik, ujar Senny usai acara pengibaran bendera
Merah Putih.
Dikatakannya dengan kemenangan ini kita semakin percaya bahwa kita dapat
prestasi di tingkat dunia meskipun dengan persiapan yang pas-pasan.
"Kami berharap pemerintah dan
bangsa kita dapat memahami masyarakat yang difabel khususnya para atlet yang
siap membela dan mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia," ujar
Senny.
Medali ini kami persembahkan kepada
seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan langsung maupun melalui
doa yang akhirnya telah dikabulkan olehNya.
Sementara itu Kabid olahraga Penyandang
Cacat Kementerian Pemuda dan Olahraga, Agustien Rien Aryanti mengakui perlakuan
Pemerintah kepada atlet penyandang cacat sudah bagus hanya saja akses untuk
mereka sangat terbatas.
Karena itu, fokus bagi pendidikan yang
berkekurangan baru ada di Solo, ujarnya menambahkan bahwa fasilitas yang ada
cukup bagus dan memang tempat bagi para penyandang cacat.
Arien mengakui bahwa memang jarang
atlet Indonesia ikut turnamen internasional, selain dana terbatas juga
pengirimin atlet ke pesta olahraga semacam ini sangat terbatas karena nya
system yang diterapkan pada pembinaan
***3***
(ZG/B/Z003)
(T.H-ZG/B/Z003/Z003) 03-09-2012
11:02:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar