PEMUDA INDONESIA UNJUK KEBOLEHAN DI "LIYSF"
London, 7/9
(ANTARA) - Empat pelajar yang tergabung
dalam "Indonesian Science and Math Societies -ISMS" unjuk kebolehan
dalam forum pemuda sains internasional,
"London International Youth Science Forum - LIYSF" di Imperial College London, Inggris.
Belajar
bersama 327 pelajar dari 47 negara dengan berbagai latar belakang membuat saya
belajar banyak hal, terutama toleransi budaya, ujar Ketua Delegasi Indonesia
Agung Bimo Listyanu kepada ANTARA London, Jumat.
Dikatakannya,
LIYSF berhasil membuka mata bahwa budaya riset, pengetahuan global dan
komunikasi dalam Bahasa Inggris pelajar Indonesia masih tertinggal dari negara
lain.
"Saya
kagum karena banyak yang lebih muda dari saya namun sudah mampu melakukan
penelitian yang advance. Hal ini memacu saya untuk menimba ilmu lebih tinggi
lagi setelah sarjana di luar negeri," ujar
Agung Bimo Listyanu dari Teknik Geofisika 2009.
LIYSF
merupakan kuliah tentang konsep sains disertai dengan demonstrasi langsung dari
ilmuwan tingkat dunia itu delegasi Indonesia yang tergabung dalam ISMS mendapat
dukungan Himpunan Kimia Indonesia, Himpunan Fisika Indonesia, dan Himpunan
Astronomi Indonesia dan dibimbing Ibu Fida Madayanti dan Muhamad A.
Martoprawiro.
Menurut Agung
Bimo Listyanu dalam forum ilmiah itu demonstrasi yang paling menarik
disampaikan Dr. Cyril Isenberg tentang
"Magic of Soap Bubbles", yakni menyelesaikan problem matematika
dengan menggunakan gelembung sabun.
Selain itu
"Chemistry of Light" yang menunjukkan cahaya dapat dihasilkan oleh
bahan kimia, disampaikan secara humoris oleh Dr. Peter Douglas dan paparan Dr.
Andrew Hanson tentang "Colour is Fun" berisi penggabungan, separasi,
dan manipulasi warna oleh cahaya.
Dalam Forum
yang bertema khusus "The Human Planet,
Overcoming Disaster dan Managing the Warming World" dengan sub-tema
yang beragam, delegasi dapat memilih sub-tema yang diinginkan sesuai dengan
minat masing-masing.
Selain
diskusi, peserta juga mengikuti program sosial yang bertujuan untuk mendekatkan
seluruh peserta secara personal tidak saja dalam debat juga pertukaran budaya
dan science bazaar.
Pertukaran
budaya diakomodasi dalam acara "International Cabaret dan Songs of
Home", yakni setiap negara diberi kesempatan untuk menampilkan lagu
daerahnya.
Bazar Sains
Dikatakannya
dalam Bazar Sain, sekitar 60 delegasi mempersentasikan penelitian yang
dilakukan di negaranya masing-masing, ujar Agung Bimo Listyanu yang
mempresentasikan "Gravity and Magnetic Method to Model Magma Intrusion
Body in Mount Parang, Karangsambung, Central Java, Indonesia".
Sementara itu delegasi Indonesia
lainnya Ajeng Larasati mempresentasikan
"Compressive Strength Conversion Factor of Structural Lightweight Concrete
Using Expanded Clay Aggregate", sedangkan Bayu Permana Putra :
"Application of Seismic Refraction Method on LIPI Campus Karangsambung,
Central Java, Indonesia".
Selain itu,
Raisha Iqvari mengambil obyek Bumi Sawunggaling Hotel memaparkan hasil
penelitihannya tentang "Designing a Performance Appraisal for Low Class
Hotel in Bandung, Indonesia Using Balanced Score Card and 360-degree
Feedback".
Dalam
kunjungan ke lapangan para peserta berkunjung ke universitas di Cambridge
University dan Oxford University serta memilih untuk ekskursi ke salah satu
dari 10 tempat diantaranya Tilbury Power Station, The National Oceanography
Centre, dan Rolls Royce.
Agung Bimo
Listyanu mengakui bahwa ia merasa kagum dengan banyak generasi yang lebih muda
darinya mampu melakukan penelitian yang advance. Hal ini memacunya untuk
menimba ilmu lebih tinggi lagi setelah sarjana di luar negeri, ujarnya.
Sementara
itu, Ajeng Larasati mengakui program LIYSF ini memiliki manfaat yang banyak.
Pertama-tama bisa mengenal peserta lainnya serta menambah teman-teman baru yang
berasal dari seluruh dunia. Program ini memiliki kegiatan yang sangat
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang science dan
engineering, ujarnya.
Menurut Ajeng
Larasati, LIYSF dapat merangsang generasi muda agar bisa menerapkan disiplin
ilmunya untuk perkembangan dunia di masa yg akan datang.
Peserta
lainnya, Bayu Permana Putra mengakui dengan mengikuti acara LIYSF, dapat
mengetahui perkembangan ilmu science di dunia dan penerapannya dalam bidang
engineering yang sangat penting untuk masa depan.
Hal ini
menyadarkannya bahwa sebagai generasi
muda Indonesia perlu lebih menyiapkan diri untuk menghadapi perkembangan
science dan teknologi dimasa depan agar dapat bersaing dengan negara maju
lainnya.
Sedangkan
Raisha Iqvari menyebutkan LIYSF membuka wawasannya tidak hanya mengenai sains dan aplikasinya,
tetapi juga sharing pengetahuan dan aspirasi mengenai isu-isu penting dunia.
***3***
(T.H-ZG/B/F002/F002)
07-09-2012 08:56:49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar