TEMU ILMIAH PPI HASILKAN GREEN
ECONOMIC CHARTER
London, 11/11 (ANTARA) -Temu Ilmiah
Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI)
yang merupakan bagian dari kegiatan
Indonesian Scholar International Convention (ISIC) berhasil
menulurkan "Green Economic Charter" menandai berakhirnya
rangkaian kegiatan TIIMI 2012, yang
diadakan di University College London selama dua hari dari9-10 November.
Green Economic Charter merupakan dokumen intisari buah pemikiran
terbaik pelajar Indonesia di bidang green economy, yang
lolos seleksi ketat hasil dari kontestan di temu ilmiah yang berjumlah
hampir 300 orang peneliti, demikian
Presiden ISIC 2012 PPIUK, Steven Marcelino kepada ANTARA London, Minggu.
Dikatakannya Green Economic Charter
ditandatangani lebih dari 150 peserta, pembicara, bord of review dsn pemerhati green ekonomi dari tanah
air peserta temu ilmiah yang bertemakan
¿Green Economy for Sustainable Development in Indonesia: Challenges and
Opportunities from Multidisciplinary Approach¿.
Dengan adanya charter ini diharapkan
akan membantu Indonesia untuk mengembangkan area dari Green Economy dan
pembangunan Negara berkelanjutan yang meliputi berbagai sektor ekonomi dan
sosial Indonesia, ujarnya.
TIIMI 2012 yang dilaksakan Perhimpunan
Pelajar Indonessia (PPI) UK Bank Negara Indonesia cabang London, mendapat dukungan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan
KBRI London dan Kementerian Kehutanan dan sponsor lainnya dalam acara pembukaan
Wakil Ketua Komisi 1 DPR-RI, Muhammad Najib,
memberikan motivasi bagi seluruh peserta untuk berkontribusi demi
pembangunan di tanah air.
Tampil sebagai pembicara dalam
TIIMI, James Gifford, Direktur Eksekutif dari Principles for
Responsible Investment di organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa, Meredith Davey, pakar arsitektur berbasis
lingkungan dari Atelier Ten dan pakar Green Economy dan perbankan nasional,
Ibu Felia Salim yang memaparkan
perkembangan dan kondisi perekonomian Indoneia.
Green
Economy for Indonesia
Sementara itu Miriam Kennet , CEO
Green Economics Institute yang tampil sebagai pembicara dalam penutupan
dalam makalahnya yang berjudul Green
Economy for Indonesia Charter, dalam paparannya
antara lain menghubungkan dasar dan isu
global dunia di bidang Green Economy.
Miriam Kennet, yang disebut sebagai satu dari 100
wanita berpengaruh di dunia
menilai pentingnya mengimplementasikan Green Economic di Indonesia yang dapat dikembangkan sebagai subjek
pendidikan .
Dikatakannya dalam mengimplementasikan
dibutuhkan koordinasi lintas sector dimulai dari pengelolaan sumber daya alam
dan sektor terkait lainnya yang pada ujungnya mempengaruhi ekonomi.
Dalam sesi diskusi yang
berlangsung selama dua jam dipimpin Miriam Kennet, mengajak peserta TIIMI 2012 mendiskusikan dan bertisipasi aktif dalam
mengemukakan pemikiran dan diharapkannya
hasil penelitian para peserta dapat dimuat di International Journal of
Green Economic yang dipimpin olehnya.
Menurut
Haikal Bekti Anggoro, yang tengah
menuntut ilmu di Lancaster University,
mengakui dalam panel diskusi yang
diadakan di hari terakhir semakin
menarik disbanding hari sebelumnya.
Bahkan diperlukan empat 4 panel yang berbeda untuk mengakomodir topic-topik
yang ada.
Dikatakannya topik yang dibahas cukup
beragam berkisar antara teknologi,
lingkungan dan energi sementara dalam diskusi panel tiga di antaranya yaitu
pembahasan mengenai kemampuan daya serap bambu, penggunaan perencanaan keluarga
untuk kemajuan green economy, dan pembahasan inovasi terbaru mengenai
transportasi di perkotaan besar.
Acara penandatangan Green Ecocomic
Charter menjadi penutup TIIMI yang ke-12 ini diharapkan akan menjadi monumental
bagi sumbangsi para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di berbagai
negara dan menjadi sebuah peletakan batu
pertama dalam pengembangan dan aplikasinya di masa mendatang, demikian Haikal
Bekti Anggoro.***2***(ZG)
(T.H-ZG/B/S006/S006) 11-11-2012
23:42:02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar