ILHAM HABIBIE: TEKNOLOGI PENTING
BAGI PEMBANGUNAN
London, 19/11 (ANTARA) - Ketua
Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) Ilham Habibie menekankan pentingnya pemanfaatan
teknologi untuk pembangunan bangsa dan perlu ditingkatkannya dana penelitian
dan pengembangan agar dapat mendongkrak perekonomian Indonesia.
Hal itu disampaikan Ilham Habibie
dalam ceramahnya yang bertema Science, Technology and Entrepreneurship dalam
konteks Indonesia dan Jerman di depan
mahasiswa Indonesia di Jerman, sebagaimana disampaikan salah seorang
anggota PAJ Toto Suharto kepada ANTARA
London, Senin.
Dikatakannya kegiatan ang
diprakarsai PPI Jerman yang bekerja sama
dengan Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) ini untuk bersinergi meningkatkan
pemikiran dan masukan bagi pembangunan di Indonesia.
Kunjungan Ilham Habibie ke Jerman
dalam rangkaian mempromosikan peluang bisnis di Indonesia dalam Forum Indonesia
Business Day di Duesseldorf, sebagai perwakilan dari KADIN Indonesia yang juga
Ketua Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ).
Ilham Habibie yang menyempatkan
berbicara dan berdiskusi dengan mahasiswa Indonesia di Karlsruhe dan Frankfurt
Jerman mengatakan seharusnya Indonesia tidak hanya mengandalkan pasar yang
besar dan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga bisa mengolah sumber daya
alamnya dengan teknologi, sehingga pasar dalam negeri bisa dipenuhi oleh
produk-produk sendiri.
Selain itu, dia mencontohkan
bagaimana kerjasama antara industri dan universitas di Jerman bisa mendukung
perkembangan industri di Jerman yang maju.
Menurut Ilham Habibie, selain
memiliki pasar yang besar dan pengelolaan sumber daya alam, Indonesia perlu
meningkatkan satu pilar ekonomi lagi yaitu bidang manufacturing. Dengan
manufacturing ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
sekaligus menyerap tenaga kerja.
Pada kuliah umum di Karlsruhe yang dihadiri mahasiswa dari
berbagai jurusan itu, sangat terlilhat sntusias mereka terutama terlihat dari
banyaknya pertanyaan mengenai tema yang disampaikan dan mengenai situasi
terkait di Indonesia saat ini.
Ketua PPI Karlsruhe, Diko Sakti
Prabowo mengatakan diskusi bersama Ilham Habibie ini sangat berpotensi
mendongkrak semangat patriotisme kaum intelektual PPI Jerman, untuk menyadari
bahwa pertumbuhan dan perubahan positif di Indonesia, khususnya di bidang IPTEK
dapat dipelopori dan diinisiasikan pelajar-pelajar Indonesia di Jerman selaku
"agent of change".
Sementara di Frankfurt acara
berlangsung di Konsulat Indonesia dengan jumlah mahasiswa yang cukup banyak.
Ketua PPI Frankfurt, Supriyadi Hafiz mengatakan kesadaran masyarakat Indonesia
akan pentingnya penguasaan, pemahaman serta pemanfaatan teknologi perlu
ditingkatkan.
Selain itu pemanfaatan sumber daya
manusia Indonesia di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) perlu diberi
perhatian lebih, melihat Jerman sebagai negara industri dengan perekonomian
yang sangat kuat, melihat hal ini juga sebagai aspek penting dalam pengembangan
industrinya.
Perwakilan Indonesia bidang penerangan,
sosial dan budaya Hendriek Yopin mengatakan Konsulat Indonesia (KJRI) di
Frankfurt sangat mendukung dan mengawal terlaksananya program ini sejak awal.
Pelajar Indonesia di Jerman adalah
aset negara yang sangat berharga oleh karena itu konsulat selalu mengupayakan
dukungan yang terbaik, tidak hanya ketika mereka menjalankan studinya di Jerman
namun juga peluang karir yang tersedia setelah kuliah utamanya di Indonesia.
Kegiatan ini diprakarsai oleh PPI
Jerman yang sudah cukup lama bekerja sama dengan PAJ untuk bersinergi
meningkatkan pemikiran dan masukan bagi pembangunan di Indonesia.
Menurut Sekjen PPI Jerman, Hartono
Sugih pengembangan kerjasama ini adalah salah satu fokus kami, agar jaringan
antara pelajar, akademisi dan praktisi di Indonesia yang mengerti konteks
Indonesia-Jerman dapat terbentuk dengan baik.
Kerjasama antar kedua negara ini dapat
menguntungkan kedua pihak. Jaringan akan menjadi kunci agar kerjasama yang baik
dapat terwujud.
Di samping itu menurut Sugih, untuk
mempercepat ketinggalan Indonesia di bidang teknologi, Jerman adalah partner
yang tepat.
Banyak mahasiswa berharap kegiatan
dengan pembicara pemegang kebijakan atau pengusaha dari Indonesia untuk tukar
menukar pandangan bisa berlangsung lebih sering lagi, sehingga mahasiswa
Indonesia di Jerman bisa berkontribusi lebih banyak lagi bagi pembangunan
bangsa.
***2***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E008/E008) 19-11-2012
09:12:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar