PRODUK
BAMBU JADI PLATFORM INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN
London, 22/11 (ANTARA) -
Dubes RI untuk Kerajaan Belgia merangkap Keharyapatihan Luksemburg
dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno mengatakan, penggunaan bambu di
dunia telah bergeser dari produk tradisional dengan kapasitas
terbatas ke arah produk modern yang memiliki nilai tambah tinggi.
Kapasitas produksi masal
dan nilai bisnis produk bambu di dunia mencapai 10-15 miliar dolar AS
pada 2011, ujarnya pada acara pembukaan konferensi bambu dengan tema
"Bamboo Platform for Green Industry" di Yogyakarta,
demikian keterangan pers KBRI Brusel yang diterima di London, Kamis.
Konferensi bamboo dihadiri
pemangku kepentingan di bidang bambu, yakni lembaga pemerintah dari
berbagai kementerian, lembaga riset, perguruan tinggi, pelaku usaha,
industri dan yayasan di bidang bambu.
Konferensi tersebut
mengetengahkan narasumber dari pelaku usaha bambu dan yayasan bambu
dari Belgia (Oprins Co), India, Vietnam, China (Dasso Industry) dan
Filipina (Philippines Bamboo Foundation).
Adapaun konferensi tersebut
diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Kehutanan RI dan KBRI
Brussel, bertujuan untuk mengubah persepsi orang bahwa bambu hanya
mempunyai kaitan erat dengan produk tradisional, dengan harga rendah
dan tidak berteknologi tinggi.
Saat ini bambu sudah
terbukti mempunyai potensi untuk menjadi produk dengan nilai tambah
yang tinggi dan dapat mendukung perekonomian negara. Indonesia
memiliki lebih dari 160 jenis spesies bambu dan eksplorasi lebih jauh
terhadap pemanfaatan tanaman bambu perlu digalakkan.
Bambu memiliki citra
sebagai produk yang ramah lingkungan dan mempunyai kemampuan untuk
menyerap karbon hingga 62 ton karbon per tahun yang dapat diserap
oleh tanaman bambu seluas satu hektare, katanya.
Selain itu dapat melepaskan
oksigen lebih banyak 35 persen daripada kayu. Terdapat sekitar 22
juta Ha lahan bambu di dunia yang dapat menyerap 727 teragram karbon.
Industri di Indonesia
memerlukan lebih banyak bambu untuk bahan bakunya, seperti industri
kertas, tekstil dan arang bambu. Sebagai contoh, industri karbon
aktif dengan kapasitas 100 ton per bulan memerlukan tanaman bambu
seluas 300 Ha agar pasokan bahan baku dapat terjamin.
Di samping itu, dengan
sifatnya yang ramah lingkungan, bambu dapat digunakan untuk
merehabilitasi lahan kritis di Indonesia yang diperkiraikan mencapai
33 juta Ha.
Penanaman bambu juga cocok
untuk merehabilitasi lahan bekas galian bahan tambang. Penanaman
bambu yang tepat akan dapat mendukung keberlangsungan bahan baku
untuk kepentingan proses industri.
***2***
(Tz.ZG)
(T.H-ZG/C/S004/S004)
22-11-2012 09:06:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar