PRESIDEN
DAN ROMBONGAN TINGGALKAN LONDON MENUJU LAOS
London, 4/11 (ANTARA) - Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono beserta
rombongan meninggalkan Inggris untuk meneruskan kunjungannya ke Vientiane,
ibukota Laos, Sabtu pagi.
Presiden dan rombongan bertolak ke Laos dengan mengunakan pesawat khusus
kepresidenan A330-300 milik Garuda dan lepas landas dari Bandar Udara
Internasional Heathrow, London, sekitar pukul 11.10. waktu setempat.
Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris
Raya dan Ny Lastry Thayeb serta Atase Pertahanan KBRI London serta dari pihak
Inggris melepas keberangkatan Presiden SBY setelah mengakhiri kunjungan
kenegaraannya di London selama lima hari
di Inggris, demikian Pensosbud KBRI London Heni Hamida kepada ANTARA London,
Minggu.
Selama di Inggris, Presiden SBY
menjadi tamu Ratu Elizabeth II, dan tinggal di Istana Buckingham dan melakukan
pertemuan bilateral dengan PM David Cameron serta menghadiri pertemuan ketua
bersama High Level Panel on Post 2015 Development Agenda. Selain itu, Presiden
juga bertemu Ketua Partai Liberal Demokrat Nick Clegg dan pemimpin oposisi Ed
Miliband.
Selama kunjungan kenegaraan di London,
Presiden SBY juga menyampaikan pidato di beberapa forum, termasuk di hadapan
All-Party Parliamentary Group on Indonesia, Royal College for Defence Studies,
dan Pidato Tahunan Wilton Park.
Dalam keterangan persnya di Hotel
Grosvernor House, London, Sabtu pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menjelaskan setidaknya ada lima hal penting dalam kunjungan kenegaraan ke Inggris.
Dikatakannya pertama, kunjungan ini
memiliki nilai strategis, setelah 33 tahun, baru kali ini Ratu Elizabeth II
mengundang presiden Indonesia. "Ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap
peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Inggris," kata Presiden SBY.
Keuntungan kedua, manfaat dari sisi
ekonomi. Ekspor mengalami penurunan akibat dampak krisis di Uni Eropa. Ini akan
mengancam target pertumbuhan ekonomi kita. "Oleh karena itu kita harus
mencari komponen penting lainnya untuk menjaga pertumbuhan, yakni
investasi," Presiden menjelaskan.
Ketiga, dalam kunjungan kenegaraan ini
juga dibahas kerja sama pendidikan. Pembangunan sumber daya manusia penting
untuk menghadapi persaingan global di masa depan. Inggris dikenal memiliki
perguruan tinggi dengan reputasi mendunia.
Sementara keempat, transfer teknologi
dan pengembangan industri pertahanan. Dalam kunjungan ini disepakati kerja sama
pengembangan industri militer dengan Inggris.
Kelima, kerja sama lingkungan dan
perubahan iklim. Dalam pertemuan dengan Prince of Wales, Pangeran Charles,
dibicarakan kontribusi Inggris dalam implementasi REDD+ (Reduction on Emission
and Deforestration Degradation) senilai 1 miliar dolar AS tersebut.
"Pembicaraan dengan Pangeran
Charles ini sangat detail dan nyata," ujar SBY. "Inggris ingin
menjadi bagian dari kerja sama Indonesia-Norwegia dalam konteks REDD+
ini," ujar SBY.
Dikatakannya dalam kunjungan ini juga
dibahas kerja sama pengembangan mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost
green car.
Selama di Inggris, Presiden SBY
bertemu dengan banyak pihak, termasuk dengan pemimpin oposisi, dan anggota
parlemen dari berbagai partai. Dengan para tokoh politik ini, Presiden
menyinggung juga soal isu Papua. "Agar mereka tidak melihat seolah-olah
kita masih seperti 20 atau 30 tahun lalu," Presiden SBY menegaskan.
Setelah memberikan keterangan pers
ini, Presiden SBY dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono beserta rombongan
langsung menuju Bandara Internasional Heathrow untuk bertolak ke Laos. Presiden
akan tiba di Laos pada Minggu pagi, dengan transit terlebih dahulu di Dubai,
Uni Emirat Arab.
Diperkirakan Presiden dan Ibu Negara
akan tiba di Vientiane pada Minggu waktu setempat untuk menghadiri Konferensi
Tingkat Tinggi ke-9 Asia-Europe Meeting (Asem) dan bertemu Presiden Choummaly
Sayasone.
Menyertai Presiden dalam kunjungan
ini, antara lain, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan
Purnomo Yusgiantoro, Mendag Gita Wirjawan, Menteri ESDM Jero Wacik, Mendiknas M
Nuh, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Turut pula
Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, dan Ketua Komite Ekonomi
Nasional (KEN) Chairul Tanjung. ***1***
(MO41/ZG)
(T.H-ZG/B/D011/D011) 04-11-2012
08:33:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar