Minggu, 04 November 2012

PESAN KERUKUNAN



PESAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DARI ST PETERSBURG RUSIA

         London, 29/10 (ANTARA) - Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia, Permira St Petersburg menyampaikan pesan kerukunan umat beragama dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriyah dengan melakukan silaturahim ke Mufti Agung Hj Jaffar dari Masjid Biru.

        Perayaan Idul Adha diperingati secara meriah di kota St Petersburg, Rusia, ujar Ketua Permira St Petersburg, Dennis Ardianto kepada ANTARA London, Senin.

        Dikatakannya, mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Permira St Petersburg, didampingi Konsul Kehormatan Indonesia untuk St Petersburg Valery Anatolevich Radcenko
   Sesuai dengan kutipan dari pujangga besar Rusia, Leo Tolstoy, "kami mahasiswa Indonesia di St Petersburg merasakan bahwa pepatah tersebut bermakna sangat dalam dan sudah sepatutnya diterapkan demi terciptanya suatu dunia yang damai".

        "Di tengah maraknya gejolak yang mengatasnamakan agama, kami justru ingin supaya semua bisa hidup rukun berdampingan tanpa saling melukai satu dengan yang lainnya," ujar Dennis Ardianto, yang didampingi Wakil Ketua Permira Pusat, Ghozy Ul Haq.

        Untuk bisa mewujudkannya harus bisa mencintai sesama tanpa memandang perbedaan apapun, demikian Dennis Ardianto.

        Mufti Agung Hj Jaffar menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dari Bangsa Indonesia. Masjid Biru di St Petersburg kerap mendapat kunjungan dan perhatian dari tamu-tamu Indonesia, begitu juga para petinggi Indonesia.

        Disampaikannya, sangat penting untuk menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, tidak boleh membeda-bedakan agama apapun karena pada dasarnya Tuhan itu satu.

        Ia menyatakan kekagumannya terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia yang bisa dijadikan contoh kehidupan beragama yang baik untuk komunitas beragama di kota St Petersburg.

        Perayaan Idul Adha diperingati secara meriah di kota St Petersburg, Rusia. Shalat bersama dilakukan di masjid terbesar di kota ini, yaitu Masjid Biru diikuti kurang lebih 5.000 orang.

        Masjid Biru St Petersburg memiliki sejarah yang sangat penting bagi Rusia dan juga bagi Indonesia.

        Di era tahun 50-an, Presiden Soekarno berkunjung ke Rusia (saat itu Uni Soviet). Dalam kunjungannya berkesempatan singgah ke St Petersburg (saat itu Leningrad).

        Ketika melewati jalan-jalan di kota ini terlihat bangunan seperti masjid dan Presiden meminta untuk singgah sebentar di sana. Namun sampai waktu kunjungan habis tidak juga dibawa mengunjungi masjid tersebut.

        Sekembalinya ke Moskow, Presiden Kruschev bertanya  mengenai kunjungannya ke Leningrad dan Presiden Soekarno mengatakan ia sama sekali belum pernah ke St Petersburg.

        Presiden Uni Soviet seketika itu terheran-heran dengan jawaban Presiden Soekarno yang baru saja kembali dari kota yang terkenal dengan keindahannya itu.

        Selidik punya selidik, Presiden Soekarno kecewa karena tidak diizinkan mengunjungi Masjid Biru yang sebenarnya saat itu tidak difungsikan sebagai masjid melainkan sebagai gudang penyimpanan barang-barang karena paham komunis saat itu.

        Sekembalinya Presiden Soekarno ke Indonesia, Presiden Uni Soviet menuliskan surat perintah berisikan bahwa Masjid Biru di Leningrad harus kembali difungsikan sebagai tempat ibadah kaum muslim.

        Hal inilah yang sampai saat ini membuat nama Indonesia dan Presiden Soekarno tetap dikenang di Rusia, terlebih bagi kaum muslim Rusia.

        Dalam kunjungan silaturahim tersebut para mahasiswa menyerahkan kenang-kenangan kaligrafi untuk Masjid Biru.

        Ghozy Ul Haq yang mewakili dari Permira Pusat mengatakan bagi pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di St Petersburg dengan adanya kunjungan silaturahim ini  diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih erat lagi antara Indonesia dan Rusia.  ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/S023/S023) 29-10-2012 16:24:36

Tidak ada komentar: