PESAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
DARI ST PETERSBURG RUSIA
London, 29/10 (ANTARA) - Perhimpunan
Mahasiswa Indonesia di Rusia, Permira St Petersburg menyampaikan pesan
kerukunan umat beragama dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriyah
dengan melakukan silaturahim ke Mufti Agung Hj Jaffar dari Masjid Biru.
Perayaan Idul Adha diperingati secara
meriah di kota St Petersburg, Rusia, ujar Ketua Permira St Petersburg, Dennis
Ardianto kepada ANTARA London, Senin.
Dikatakannya, mahasiswa Indonesia yang
tergabung dalam Permira St Petersburg, didampingi Konsul Kehormatan Indonesia
untuk St Petersburg Valery Anatolevich Radcenko
Sesuai dengan kutipan dari pujangga besar Rusia, Leo Tolstoy, "kami
mahasiswa Indonesia di St Petersburg merasakan bahwa pepatah tersebut bermakna
sangat dalam dan sudah sepatutnya diterapkan demi terciptanya suatu dunia yang
damai".
"Di tengah maraknya gejolak yang
mengatasnamakan agama, kami justru ingin supaya semua bisa hidup rukun
berdampingan tanpa saling melukai satu dengan yang lainnya," ujar Dennis
Ardianto, yang didampingi Wakil Ketua Permira Pusat, Ghozy Ul Haq.
Untuk bisa mewujudkannya harus bisa
mencintai sesama tanpa memandang perbedaan apapun, demikian Dennis Ardianto.
Mufti Agung Hj Jaffar menyampaikan rasa
terima kasih yang mendalam atas perhatian dari Bangsa Indonesia. Masjid Biru di
St Petersburg kerap mendapat kunjungan dan perhatian dari tamu-tamu Indonesia,
begitu juga para petinggi Indonesia.
Disampaikannya, sangat penting untuk
menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, tidak boleh membeda-bedakan agama
apapun karena pada dasarnya Tuhan itu satu.
Ia menyatakan kekagumannya terhadap
kerukunan umat beragama di Indonesia yang bisa dijadikan contoh kehidupan
beragama yang baik untuk komunitas beragama di kota St Petersburg.
Perayaan Idul Adha diperingati secara meriah
di kota St Petersburg, Rusia. Shalat bersama dilakukan di masjid terbesar di
kota ini, yaitu Masjid Biru diikuti kurang lebih 5.000 orang.
Masjid Biru St Petersburg memiliki
sejarah yang sangat penting bagi Rusia dan juga bagi Indonesia.
Di era tahun 50-an, Presiden
Soekarno berkunjung ke Rusia (saat itu Uni Soviet). Dalam kunjungannya
berkesempatan singgah ke St Petersburg (saat itu Leningrad).
Ketika melewati jalan-jalan di kota ini
terlihat bangunan seperti masjid dan Presiden meminta untuk singgah sebentar di
sana. Namun sampai waktu kunjungan habis tidak juga dibawa mengunjungi masjid
tersebut.
Sekembalinya ke Moskow, Presiden
Kruschev bertanya mengenai kunjungannya
ke Leningrad dan Presiden Soekarno mengatakan ia sama sekali belum pernah ke St
Petersburg.
Presiden Uni Soviet seketika itu
terheran-heran dengan jawaban Presiden Soekarno yang baru saja kembali dari
kota yang terkenal dengan keindahannya itu.
Selidik punya selidik, Presiden Soekarno
kecewa karena tidak diizinkan mengunjungi Masjid Biru yang sebenarnya saat itu
tidak difungsikan sebagai masjid melainkan sebagai gudang penyimpanan
barang-barang karena paham komunis saat itu.
Sekembalinya Presiden Soekarno ke
Indonesia, Presiden Uni Soviet menuliskan surat perintah berisikan bahwa Masjid
Biru di Leningrad harus kembali difungsikan sebagai tempat ibadah kaum muslim.
Hal inilah yang sampai saat ini membuat
nama Indonesia dan Presiden Soekarno tetap dikenang di Rusia, terlebih bagi
kaum muslim Rusia.
Dalam kunjungan silaturahim tersebut
para mahasiswa menyerahkan kenang-kenangan kaligrafi untuk Masjid Biru.
Ghozy Ul Haq yang mewakili dari Permira
Pusat mengatakan bagi pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di St Petersburg
dengan adanya kunjungan silaturahim ini
diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih erat lagi antara Indonesia
dan Rusia. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/S023/S023) 29-10-2012
16:24:36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar