KEMENDIKBUD PRIHATIN SEDIKITNYA MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA
London, 27/11 (ANTARA) - Inspektur pada Inspekorat
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Maralus Panggabean,
menyampaikan keprihatinan sedikitnya jumlah mahasiswa Indonesia di
Rusia, padahal Rusia merupakan negara besar dan memiliki hak veto di PBB
serta maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal itu disampaikan Maralus Panggabean dalam diskusi
dengan mahasiswa Indonesia di Rusia yang berlangsung di KBRI Moskow
beberapa waktu lalu, ujar Sekretaris Dua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow,
Enjay Diana kepada ANTARA London, Selasa.
Diskusi dengan tema "Mahasiswa dan Peranannya dalam Babak
Baru Hubungan Indonesia Rusia" dihadiri sekitar 50 peserta yang terdiri
dari mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Moskow dan sekitarnya,
serta beberapa pejabat KBRI Moskow.
Maralus mengatakan keprihatinan ini antara lain jumlah
mahasiswa Indonesia di Rusia yang masih sedikit. Rusia merupakan negara
besar, memiliki hak veto di PBB dan maju di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
"Kesenjangan ini sangat besar. Ini sebagai bahan evaluasi
Kemdikbud agar gagasan Duta Besar RI Moskow untuk memajukan kerjasama
pendidikan ditunjang oleh Kemdikbud", ujar Maralus.
Menurut Maralus, Rusia tidak seperti yang dibayangkan
sebelumnya. Rusia sudah berubah. Setelah melihat Rusia ini, perlu
dipertimbangkan pemberian beasiswa seluas-luasnya kepada warga
Indonesia. Anggaran mendukung dan sangat layak apabila mahasiswa
Indonesia di Rusia perlu ditambah jumlahnya.
Pada tahun 1960-an ribuan mahasiswa Indonesia studi di
Rusia. Saat ini jumlahnya sebanyak 130 orang yang sebagian besar adalah
penerima beasiswa Pemerintah Rusia. Jumlah tersebut belum mencerminkan
jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Sementara itu, jumlah mahasiswa dari negara tetangga
Indonesia seperti Malaysia lebih dari 3000 orang dan Vietnam mencapai
6000 orang.
Studi di Rusia membutuhkan kesiapan mental, intelektual
dan finansial. Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa Indonesia
di Rusia adalah terbatasnya biaya hidup. Uang beasiswa yang diterima
mahasiswa saat ini terbatas dan kurang dari 100 dolar Amerika Serikat
setiap bulan sehingga tidak mencukupi untuk menutupi kehidupan
sehari-hari.
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia Cabang
Moskow (PERMOS), Abdi Putra, mengharapkan perhatian dari Pemerintah
Indonesia kepada mahasiswa Indonesia di Rusia berupa bantuan tambahan
uang beasiswa, seperti yang diberikan negara lain kepada mahasiswanya.
"Kami sangat mengharapkan adanya perhatian dari Pemerintah
Indonesia kepada mahasiswa Indonesia di Rusia berupa bantuan tambahan
uang beasiswa, seperti yang diberikan pemerintah negara-negara lain
kepada mahasiswanya yang studi di sini", ujar Rio asal Bangka,salah
satu mahasiswa penerima beasiswa Pemerintah Rusia yang mengambil program
magister Ilmu Hukum Internasional di Universitas Persahabatan Antar
Bangsa (RUDN).
Sementara itu Duta Besar Republik Indonesia untuk
Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Djauhari Oratmangun
menyampaikan dengan perkembangan tatanan global yang ada dan terus
berkembangnya hubungan Indonesia-Rusia, dibutuhkan putra-putri terbaik
bangsa lulusan Rusia. "Mereka sebagai pionir yang akan menjembatani
hubungan kedua bangsa di masa mendatang", ujar Dubes Djauhari.
Menurut Dubes Djauhari, sekitar tiga dasawarsa Rusia/Uni
Soviet jauh dari "radar" masyarakat Indonesia sehingga tidak ada
mahasiswa Indonesia yang datang untuk studi di Uni Soviet/Rusia pada
periode 1965-1995. Kini waktunya mengembalikan kembali "kemesraan
hubungan Indonesia-Rusia" melalui bidang pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
Dubes Djauhari dan Maralus Panggabean sepakat untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa Indonesia di Rusia. Salah
satu perhatian terhadap mahasiswa adalah pemberian beasiswa kepada
mahasiswa Indonesia di Rusia dari Pemerintah Indonesia.
Dalam diskusi disampaikan pula paparan tentang pendidikan
Indonesia dengan tema "Mempersiapkan Generasi Emas 100 tahun Indonesia
Merdeka" oleh Gogot Suharwoto, Kepala Bagian Perencanaan Program dan
Anggaran Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kemdikbud RI.
***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 27-11-2012 04:57:03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar