Kamis, 10 Juni 2010

INDONESIA DUKUNG PENYELESAIAN DAMAI ISU NUKLIR IRAN

INDONESIA DUKUNG PENYELESAIAN DAMAI ISU NUKLIR IRAN

London, 10/6 (ANTARA) - Indonesia berpandangan bahwa isu nuklir Iran harus diselesaikan melalui diplomasi, negosiasi dan cara-cara damai lainnya.

"Pemerintah Indonesia memandang perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan secara jelas fondasi bagi dialog yang sehat antara Iran dengan Badan Tenaga Atom International (IAEA) serta komunitas internasional mulai terbangun. Untuk itu semua pihak harus menghindari berbagai tindakan dan prakarsa yang dapat merusak fondasi dialog tersebut," kata Wakil Tetap RI untuk PBB di Wina, I Gusti Agung Wesaka Puja, pada Pertemuan Dewan Gubernur IAEA, Rabu.

Pertemuan Pertemuan Dewan Gubernur IAEA berlangsung sejak tanggal 7 hingga 10 Juni membahas sejumlah isu penting, antara lain laporan Direktur Jenderal IAEA mengenai program nuklir Iran, isu nuklir Syria, dan isu nuklir Israel.
Sekretaris Pertama PTRI Wina, Dr Lalu M. Iqbal kepada koresponden ANTARA di London, Kamis, menyatakan dalam statemen itu, Indonesia juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya Direktur Jenderal IAEA untuk melakukan verifikasi nuklir di Iran, di tengah berbagai tantangan dan kesulitan yang dihadapi.

Apresiasi yang sama juga disampaikan Indonesia kepada Iran atas kerjasama yang diberikan kepada Tim Inspeksi IAEA selama ini. Indonesia memandang bahwa pendekatan-pendekatan baru yang kreatif guna menyelesaikan masalah ini layak dijajaki dan didukung.

Indonesia menyambut positif Deklarasi Bersama antara Iran, Brazil dan Turki mengenai pertukaran uranium berkadar rendah (low enriched uranium) untuk mensuplai bahan bakar Reaktor Riset Teheran.

Indonesia berkeyakinan kerja sama tersebut akan membantu upaya membangun saling percaya disatu sisi dan menjamin ketersediaan bahan bakar uranium berkadar rendah bagi Reaktor Riset Teheran, yang digunakan Iran untuk memproduksi berbagai produk isotop untuk keperluan medis.

Dalam pernyataannya Indonesia juga mendorong agar Direktur Jenderal IAEA melakukan upaya untuk melindungi kerahasiaan data-data yang terkait dengan verifikasi nuklir di Iran, khususnya data yang terkait dengan keamanan nasional Iran, sehingga kebocoran data sebagaimana yang terjadi di masa lalu dapat dihindari.

Pada saat yang sama, Indonesia juga mendesak Iran untuk melakukan dialog yang lebih intensif dan substantif dengan IAEA. Dewan Gubernur IAEA dan Konferensi Umum IAEA adalah dua badan pembuat kebijakan yang ada di IAEA.

Berdasarkan Statuta IAEA, Pertemuan Dewan Gubernur IAEA, yang berlangsung empat kali setahun, dapat membuat keputusan praktis terkait dengan aktivitas nuklir untuk tujuan damai, termasuk membuat penilaian apakah aktivitas nuklir suatu negara bersifat damai atau tidak, dan apakah aktivitas nuklir suatu negara masih sejalan dan patuh dengan Traktat Non-proliferasi Nuklir yang mengikat negara tersebut.

Hasil pembahasan pada Pertemuan Dewan Gubernur kali ini akan dibawa ke Konferensi Umum IAEA yang akan berlangsung bulan September mendatang .

Pembahasan isu nuklir Iran berlangsung Rabu yang dilakukan berdasarkan laporan Direktur Jenderal IAEA kepada Dewan Gubernur.

***4***
(T.H-ZG/B/T010/T010) 10-06-2010 04:57:24

Tidak ada komentar: