Jumat, 11 Juni 2010

MAHASISWA INDONESIA RAIH "SUMMA CUM LAUDE" DI MAROKO

MAHASISWA INDONESIA RAIH "SUMMA CUM LAUDE" DI MAROKO

London, 11/6 (ANTARA) - Nasrullah Djasam, salah seorang mahasiswa Indonesia di Kerajaan Maroko, berhasil mempertahankan disertasi doktoralnya yang berjudul "Pengaruh Agama-Agama dan Kepercayaan Lokal Terhadap Tradisi Islam di Indonesia" di Universitas Abdelmalek Essaadi, Tetouan, Maroko.

Di hadapan empat orang tim penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Abdullah Al Murabith At Tirghi (ketua), Dr. Abdul Aziz Chahbar (promotor) serta Dr. Taufiq Al Ghabzuri dan Dr. Abdul Latif Syahboun (anggota), Nasrullah berhasil mempertahankan disertasinya dengan mendapat nilai "Summa Cum Laude".

Sekretaris III/Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Rabat, Rahmat Azhari kepada koresponden ANTARA London, Jumat, mengatakan, sidang yang dilaksanakan di Auditorium Konferensi Fakultas Adab dan Ilmu Humaniora berlangsung selama tiga jam, dihadiri Dubes RI untuk Kerajaan Maroko dan Ny Tosari Widjaja, civitas akademika Universitas Abdelmalek Essaadi serta mahasiswa Indonesia di Maroko.

Dalam disertasi setebal 300 halaman yang ditulis dalam bahasa Arab dengan referensi hampir 70 persen berbahasa Indonesia, penulis mengemukakan, jauh sebelum Islam datang, agama Hindu dan Buddha sudah lebih dulu eksis di Nusantara.

Bahkan sebelum kedua agama tersebut masuk, telah ada bentuk keyakinan yang dianut masyarakat Indonesia, yaitu Animisme dan Dinamisme.

Hanya saja, dua keyakinan tersebut sulit untuk disebut sebagai agama karena bentuk kekuatan yang diyakini oleh penganutnya bukanlah kekuatan mutlak seperti yang terdapat pada sebuah agama.

Dalam perkembangannya, selain Hindu dan Budha yang sudah ada di wilayah Nusantara, masuklah agama Islam dengan cara jalan damai melalui hubungan dagang, perkawinan, dan sebagainya (penetration pacifique ), sehingga tidak muncul resistensi dari masyarakat yang sebelumnya sudah memeluk Hindu-Budha.

Menurut mereka, ajaran Islam yang dibawa para da'i pada prinsipnya sama dengan ajaran Hindu-Budha, yaitu sama-sama mengajarkan budi pekerti yang luhur dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga ketika mereka berpindah agama mereka tidak merasa pindah dari agama lama (Hindu-Budha) ke agama baru (Islam).

Proses inilah yang kemudian dinamakan adhesi, yaitu proses pemindahan dari agama lama ke agama baru tanpa meninggalkan ajaran agama lama. Tradisi-tradisi Hindu-Budha yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia tidak serta merta dihilangkan oleh para da'i, bahkan dijadikan sebagai media dakwah dengan mempertahankan "kulit luar-nya" dan mengubah substansinya menjadi Islami.

Tradisi-tradisi inilah yang dibahas dan dipaparkan dalam disertasi Nasrullah Jasam.

Dalam disertasi juga disebutkan sebagai wilayah yang proses islamisasinya melalui jalan damai, Islam di Indonesia memiliki keistimawaan tersendiri, yaitu ramah terhadap budaya lokal, sangat menghargai pemeluk agama lain dan tidak memandang mereka sebagai lawan yang harus dimusnahkan.

Dalam sidang disertasi tersebut, penulis juga memaparkan alasan pemilihan judul untuk disertasi doktoralnya, antara lain menampilkan wajah Islam Indonesia kepada publik Maroko, mengingat Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia dari segi kuantitas.

Karena, setelah DR Ahmad Syalabi, seorang pemikir Arab yang banyak menulis tentang Islam Indonesia, praktis tidak ada lagi pemikir Arab sekaliber beliau yang memiliki perhatian terhadap Islam di Indonesia.

Untuk mengatasi kevakuman itu, cara yang paling efektif adalah mahasiswa-mahasiswa yang ada Timur Tengah menulis tesis atau disertasi mereka tentang Islam Indonesia agar hubungan pemikiran dan sosial budaya yang sudah berjalan berabad-abad antara wilayah Timur Tengah hingga ke wilayah Barat Islam seperti Maroko dengan wilayah Nusantara tidak terputus.

Alasan lainnya, sebagai wilayah yang proses islamisasinya melalui jalan damai, Islam di Indonesia memiliki keistimawaan tersendiri, yaitu Islam yang ramah terhadap budaya dan tradisi lokal tanpa harus kehilangan kemurniannya.

Beberapa catatan penguji terhadap disertasi ini antara lain, terdapat beberapa kesalahan dari segi bahasa baik sisi nahwiyah (gramatikal), uslubiyah (gaya bahasa) maupun tarkibiyah (susunan bahasa), meskipun para penguji sedikit memaklumi mengingat penulis bukan orang Arab.

Catatan lainnya, penulis dianggap kurang lengkap dalam menjelaskan sikapnya mengenai tradisi-tradisi tersebut dari sisi theologis. Namun, secara umum para penguji memberikan pujian dan apresiasi terhadap isi disertasi ini.

Menurut mereka, untuk publik Maroko disertasi ini bisa memberikan informasi berharga mengenai karateristik Islam di Indonesia.

Bahkan secara khusus diungkapkan DR. Abdullah Al Murabith At Tirghi (ketua sidang), melalui disertasi ini nampak jelas beberapa kesamaan tradisi Islam yang di praktikkan di Indonesia dan Maroko, yang dapat menjadi bukti bahwa hubungan tali agama Islam dan kebudayaannya telah lama menyatukan dua negara yang masing-masing berada di kutub dunia yang berbeda, yaitu ujung Barat dan ujung Timur Islam.

(T.H-ZG/B/R014/R014) 11-06-2010 17:52:46

Tidak ada komentar: