Selasa, 22 Juni 2010

KAMPANYE "SUSTAINABLE PALM OIL" DI FINLANDIA

KAMPANYE "SUSTAINABLE PALM OIL" DI FINLANDIA

London, 21/6 (ANTARA) - Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan KBRI Helsinki melakukan serangkaian kegiatan kampanye "Sustainable Palm Oil" di Finlandia, kata Sekretaris Pelaksana Fungsi Sosbudpen Kedutaan Besar RI di Helsinki, Andy Aron, Senin.

Hal itu dilakukan dalam upaya meluruskan opini dan memberikan fakta mengenai keadaan di lapangan dan apa yang dilakukan Pemerintah RI dalam memanfaatkan kelapa sawit secara berkelanjutan, tidak merusak lingkungan, keanekaragaman hayati dan kehidupan satwa.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut antara lain berupa kunjungan ke "refinery Neste Oil" di Porvoo, Seminar tentang Sustainable Palm Oil (SPO) di Indonesia, yang digelar di Mirror Room, Hotel Kamp.

Selain itu juga diadakan rangkaian pertemuan dengan kalangan pengambil kebijakan dan Parlemen Finlandia yang mempunyai kaitan erat dengan isu energi, khususnya biofuel seperti Menteri Pertanian Finlandia Sirkka-Liisa Anttila, Wakil Menteri Ekonomi Finlandia Riina Nevamaki, dan Wakil Ketua Komite Lingkungan Hidup Pentti Tiusanen.

Kampanye SPO di Finlandia dipimpin Menteri Pertanian RI, Suswono, dengan delegasi yang terdiri atas sejumlah instansi pemangku kepentingan dalam isu minyak sawit di Indonesia yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Komisi IV DPR RI, BKPM, Komisi Minyak Sawit Indonesia, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.

Selain itu juga Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia dan sebuah perusahaan produksi minyak sawit Indonesia, PT. Smart Tbk.

Seminar SPO dihadiri lebih dari 80 peserta terdiri atas perwakilan sejumlah Kementerian Finlandia terkait, aktivis lingkungan hidup, pelaku usaha industri minyak biodiesel Finlandia, akademisi, lembaga lingkungan hidup Finlandia, media massa, dan dubes dari sejumlah negara yang memiliki kaitan langsung dengan minyak sawit.

Seminar diadakan dalam format panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang memahami konteks masalah dan praktek lapangan pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia, seperti Dr. Rosediana Suharto, Executive Chairperson Komisi Minyak Sawit Indonesia; Dr. Didiek Hajar Goenadi dari BKPM; Paulus Tjakrawan, Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia dan Joko Supriyono, Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.

Selain itu Tony Liwang, R&D Director PT. Smart Tbk; Ilmari Lastikka, Sustainability Manager Neste Oil dan Bryan Dyer, Managing Director PT. PP London-Sumatera.
Seminar dibuka Duta Besar RI untuk Republik Finlandia, merangkap Republik Estonia, Harry Purwanto, yang dilanjutkan pidato kunci oleh Menteri Pertanian RI, Suswono.

Dalam mengawali sesi pembukaan, Dubes Harry Purwanto menekankan perlunya seluruh pihak untuk melihat permasalahan pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia dengan lebih objektif, tidak diskriminatif, terlepas dari kepentingan yang sempit, dan melakukan kalkulasi yang lebih rasional.

Selanjutnya, Dubes juga mengharapkan agar seminar yang merupakan forum terbuka dan transparan ini dapat ditindaklanjuti dengan suatu kerja sama dan interaksi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh rakyat di kedua negara, termasuk meningkatnya interaksi "business-to-business " yang terkait dengan kelapa sawit.

Dalam pidatonya Menteri Pertanian Suswono meyakinkan bahwa minyak sawit dari Indonesia merupakan produk yang dihasilkan secara berkelnjutan antara lain dengan menyampaikan komitmen dan apa yang dilakukan Indonesia dalam memanfaatkan kelapa sawit secara berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan hidup, selain komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi rumah kaca.

Disampaikan juga bahwa di Indonesia, industri kelapa sawit merupakan salah satu cara yang efektif mengurangi angka kemiskinan karena selain melibatkan begitu banyak petani kecil juga banyak membuka lapangan kerja cukup signifikan dalam mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia.

Produksi kelapa sawit Indonesia pada 2009 mencapai angka 18,6 juta ton dan menyumbangkan pendapatan negara melalui ekspor sebesar 11,6 miliar dolar As.

Indonesia bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan di masa lampau. Karena itu, Indonesia mengembangkan kebijakan, mengeluarkan peraturan serta melaksanakan program dan praktek yang dapat memanfaatkan sumber daya alam secara lebih efisien dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem lingkungan hidup.

Indonesia terbuka bagi kritik yang membangun dan bersedia bekerja sama untuk melakukan perbaikan jika ada kesalahan yang benar terjadi di lapangan.

Pemerintah juga memulai program untuk menanam 1 miliar pohon, melakukan moratorium untuk tidak membuka lahan baru pada area tanah gambut dan hutan primer, serta menyampaikan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 dan bahkan dapat mencapai 41 persen bila memperoleh dukungan dan bantuan dari dunia internasional.

Pemerintah Indonesia juga menerbitkan sebuah aturan baru yang dikenal dengan Sistem Minyak Sawit Berkesinambungan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil System /ISPO), guna melindungi dan menjaga kondisi lingkungan hidup di satu pihak, namun di pihak lain tetap mendorong kegiatan ekonomi yang dapat mensejahterakan rakyat.

Dalam rangkaian kunjungan ke Finlandia, Menteri Pertanian juga memanfaatkan acara 'cocktail' pada sore hari dan bertemu dengan end-users minyak sawit, kalangan bisnis, khususnya dari kalangan industri minyak sawit dan asosiasi bio-energy di Finlandia.

(U-ZG)
(T.H-ZG/B/S004/S004) 21-06-2010 13:47:04

Tidak ada komentar: