Sabtu, 12 Juni 2010

PAGELARAN BUDAYA INDONESIA DI GEDUNG UNESCO PARIS

PAGELARAN BUDAYA INDONESIA DI GEDUNG UNESCO PARIS

London, 12/6 (ANTARA) - KBRI Paris bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nanggaro Aceh Darussalam menyelenggarakan pagelaran malam budaya Indonesia bertempat di Gedung UNESCO, 25 Avenue de Suffren, Paris.

Pagelaran yang dibuka Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Paris Maruli Tua Sagala itu dihadiri sekitar 1.250 undangan yang terdiri atas pejabat pemerintah, anggota Parlemen dan Senat, kalangan diplomatik, wartawan, masyarakat Perancis, dan warga Indonesia yang tinggal di Paris.

Sekretaris Kedua - Pensosbud KBRI Paris, Agus Badrul Jamal kepada koresponden ANTARA London, Sabtu, mengatakan malam budaya Indonesia digelar menyambut Tari Saman yang saat ini dinominasikan untuk masuk sebagai "Intangible Cultural Heritage" UNESCO, yang pemilihannya akan ditentukan pada Juli 2010.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Paris itu mengatakan penyelenggaraan malam budaya itu merupakan apresiasi Indonesia kepada masyakarat Internasional, khususnya Perancis atas perhatian dan simpati yang diberikan bagi pemulihan Aceh dan Nias setelah bencana alam tsunami Desember 2004.

Maruli Tua Sagala juga menekankan pentingnya Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia serta mempersatukan masyarakat Indonesia dilandasi kerjasama dan toleransi beragama demi kepentingan bersama.

Sementara itu, istri Gubernur Aceh Ny Darwati Abdulgani, sekaligus sebagai pembina Sanggar Tari Cut Nyak Dhien, menyampaikan bahwa traged tsunami 2004 telah menelan banyak korban jiwa termasuk para seniman dan budayawan Aceh.

Namun demikian, sejalan dengan pembangunan kembali Aceh, kebudayaan dan kesenian Aceh juga ikut berkembang, dan pagelaran malam budaya menampilkan tarian dan musik Aceh tersebut merupakan bukti bangkitnya budaya dan kesenian Aceh.

Pagelaran malam budaya bertema Senyum Aceh (Sourire D?Aceh) untuk mengingatkan kepada masyarakat internasional, khususnya di Perancis, Aceh pasca tsunami siap membangun dan tersenyum menatap masa depan yang lebih baik dengan penuh percaya diri demi kemakmuran penduduknya.
Tim Kesenian Aceh Darussalam pada pagelaran malam budaya tersebut menampilkan beberapa tarian antara lain Peumulia Jamee, Phok Teupeun, Guel, Saman, Kipah Sikarang, Rapai Geleng, Prang Sabilillah, Rampoe Aceh dan musik Aceh.

Para pengunjung malam budaya berdecak kagum melihat tari-tarian Aceh tersebut, khususnya tari Saman dan Rapai Geleng.

Dengan iringan musik secara live, penari dengan gerakan sangat cepat, ritmis-harmonis dan sempurna menarikan tari-tarian ditengah-tengah gemuruh tepuk tangan penonton yang tidak jarang berdiri dan berteriak "bravo, bravo."
Suasana semakin bertambah semarak dan meriah ketika bunyi seruling dan gendang semakin membahana di ruangan yang memiliki arsitektur akustik secara baik.

Sebelumnya, pada tarian Pemulia Jamee, pengunjung terlihat antusias menyambut penari yang turun dari panggung membagi-bagikan cenderamata khas Aceh, bahkan banyak yang menghampiri penari minta suvenir karena sudah tidak sabar menanti giliran.
Para penonton dari awal hingga akhir pertunjukan tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya, bahkan banyak di antara masih tetap duduk meskipun acara telah ditutup.

Kekaguman penonton atas tari-tarian dan musik Aceh serta kostum penari terlihat ketika mereka secara bergantian meminta foto bersama dengan penari, dan melakukan dialog secara langsung yang dipandu penterjemah dari KBRI Paris.

Interaksi seperti ini sangat positif untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi para penonton terhadap budaya dan kesenian Indonesia, khsusunya Aceh.

Acara pagelaran malam budaya tersebut juga dimanfaatkan KBRI Paris mempromosikan obyek wisata Indonesia dengan membagi-bagikan brosur tujuan pariwisata Indonesia berbahasa Perancis diterbitkan KBRI Paris disertai cenderamata berupa tas batik. ***4***

Melalui upaya tersebut, diharapkan publik perancis lebih mengenal dan melakukan kunjungan wisata ke Indonesia. (U-ZG)

(T.H-ZG/B/F002/F002) 12-06-2010 05:43:45

Tidak ada komentar: